Senin, 13 Juli 2020

Wali Paidi 16

Wali Paidi 16 versi 1

Lagi-lagi wali paidi tertidur, maklum karena seabrek aktifitas Khidmah di dalem disampingnya juga bersih2 pondok dan betul2 ia menikmati statusnya sebagai "kacung pondok". Kali ini Wali Paidi tertidur di serambi masjid pondok, setelah selesei menyapu halaman pondok, wali paidi pergi ke serambi masjid sebelah kiri dan menjalankan sholat dhuha, sehabis sholat dhuha inilah wali paidi tertidur dalam tidurnya wali paidi ini bermimpi melihat seorang pastor katolik disebuah gereja yg sangat besar, pastur itu terlihat membaca kitab injil

 " injil perjanjian lama ini isinya lebih sempurna " ucap pastor ini
 
wali paidi dalam mimpinya ini seakan melihat film ttg kehidupan singkat seorang pastor panutan semua orang katolik diseluruh dunia, terlihat oleh wali paidi pastor ini begitu serius membaca injil perjanjian lama, dalam beberapa hari pastor ini tidak keluar dari dalam kamar untuk membaca injil yg sangat menarik hatinya, di bab terakhir pastor ini membaca bakal datang nabi terakhir.
 
setelah membaca injil perjanjian lama, pastor ini sulit tidur, dia kepikiran ttg sosok nabi terakhir tsb. pastor ini yakin benar sosok nabi orang islam yakni nabi Muhammad mmg benar adanya, krn sosok nabi Muhammad mmg sesuai dg isi injil perjanjian lama yg dibacanya dan ketika pastor ini berkunjung ke mesir , pastor ini mengambil kesempatan untuk bertemu mufti2 mesir, bertanya mengenai agama islam, dia pingin mempelajari islam lebih dalam, dan salah satu mufti mesir menghadiahi pastor ini dg sebuah alquran
 
setelah acara kunjungan di mesir selesei, dia kembali ke vatikan dan mulai membaca lembar demi lembar isi alquran, pastor ini semakin kagum dg isi alquran yg dibacanya pastor ini setiap ada waktu luang dia selalu membaca alquran, setelah hatam dia mengulanginya lagi, tanpa disadarinya dia telah mendapatkan kenikmatan dlm membaca alquran, ketika dilain waktu pastor ini bertemu dg mufti mesir yg memberinya alquran, pastor ini berkata
 
" aku tidak akan bisa tidur sebelum membaca beberapa ayat dr alqur'an, terimakasih telah memberikan alquran yg begitu mengagumkan ini kepadaku..."

walaupun begitu pastor ini belum mau membaca syahadat walau hatinya sudah yakin mengenai kebenaran agama islam krn situasi dan kedudukannya tdk memungkinkan untuk melakukan hal itu. lalu wali paidi melihat dlm mimpinya pastor tersebut terbaring dlm keadaan sakit dan mendekati ajal ketika pastor ini melihat ada malaikat yg datang padanya, pastor ini bertanya

 " siapakah anda..."
 
" aku adalah izrail yg disuruh Allah untuk mencabut nyawamu hari ini.." jawab malaikat
 
" sungguh benar apa yg dikatakan didalam alquran mengenai hal ini.." jawab pastor

 ketika ruh pastor ini baru melewati jari2 kakinya pastor ini dg penuh keyakinan berkata

 " asyhadualla ilaha illallah....wa asyhadu anna muhammad rasulullah...."

dan seketika itu juga Allah mengangkat derajat pastor ini menjadi salah satu walinya para wali2 Allah diseluruh dunia banyak yg menyaksikan bahwa ruh pastor ini keluar menuju kehadirat Allah dan diberi kenikmatan disisinya, tidak menuju ke neraka .... para wali yg melihat hal ini saling bertakbir dan bertahmid memuji kebesaran Allah
 
lalu wali paidi terbangun dr mimpinya, setelah mengucapkan tahmid dan takbir wali paidi beranjak dr masjid pergi ke warung kopi belakang pondok, ketika wali

paidi baru saja duduk, wali paidi melihat berita di tv yg berada di pojok warung mengabarkan kalau PAUS JOHANES PAULUS II telah meninggal dunia......bersambung......yg belum ngopi.....disruput kopinya......he...he...he.....


Wali Paidi 16 versi 2

Wali Paidi 16 ,Wali Paidi duduk dengan tenang. Ia mengambil secangkir kopi yang ada di sampingnya. Dengan perlahan, dia melanjutkan menghisap rokok mastna wastulasta wa ruba’a (234, Dji Sam Soe)-nya. Santai, angin semilir menerpa wajahnya.
Setelah kebul rokoknya habis, Wali Paidi berada di atas menara Masjid Kudus, yakni masjid peninggalan Sayyid Jafar Shodiq bin Ustman Haji, Sunan Kudus. Wali Paidi membasahi mulutnya lagi dengan kopi seperti orang berkumur. Mulailah dia tawassulan.
Ketika Fatihah pertama dibaca, angin dengan sangat perlahan mulai berhenti. Khusyuk, Wali Paidi mulai membaca wirid-wirid khusus amalan thoriqoh yang dianutnya. Suasana jadi hening, seakan bumi dan seluruh hawanya berhenti. Syahdu.
Ketika itulah sifat asli Wali Paidi perlahan hilang berganti sifat mulia guru mursyidnya. Dan dengan perlahan sifat gurunya juga mulai hilang berganti sifat ilahiyyah. Di sini Wali Paidi merasakan ketenangan yang begitu luar biasa, seakan Wali Paidi berada di dalam lautan yang begtu luas.
Sirr Wali Paidi keluar dari tubuhnya, melayang-layang ke angkasa. Wali Paidi bisa melihat tubuhnya yang sedang duduk ditas menara. Sirr Wali Paidi terus melayang mengitari kota Kudus, dan mulai terdengarlah sebuah tangisan yang begitu menyayat hati.
Sirr Wali Paidi mengikuti dari mana asal suara itu. Sirr Wali Paidi turun mendekati keranjang sampah. Dari situlah asal suara tangisan suara itu berasal. Sirr Wali Paidi makin mendekat. Di lihatnya, yang menangis ternyata bukan manusia, tapi kulit semangka. Masyaallah.
“Mengapa kamu menangis?” tanya sirr Wali Paidi.
“Aku sedih, ketika aku tumbuh besar dan terasa manis, aku diambil oleh petani dan dijualnya. Aku begitu senang bisa membahagiakan para petani. Tapi ketika mau dimakan, aku ditinggalkan dan dibuang, hanya isinya yang dimakan. Aku merasa tidak ada manfaatnya,” jawab kulit semangka, bukan tenang malah menangis lagi. Dalam hati, Wali Paidi ingin memberinya rokok Samsu, “tapi, ah ini kan semangka, dari mana dia akan menghisap rokokku?” batinnya.

 
“Jangan bersedih, aku akan kembali lagi ke sini,” kata sirr Wali Paidi setelah gumam memberinya rokok pasti tidak akan berguna dan tentu ditolak si semangka. Cup cup kang Semangka!
Secepat kilat, sirr Wali Paidi kembali ke tubuhnya. Sehabis mengambil rokoknya Wali Paidi turun dari menara dan pergi ke tempat kulit semangka yang dilihat tadi. Ia masih ingat betul bahwa keranjang sampah itu berada di halaman sebuah masjid yang berada di tengah Kota Kudus.
Setelah sampai lokasi adik Semangka, Wali Paidi langsung menuju keranjang sampah itu, dan mulai mengais-sampah. Wali Paidi tersenyum serta sumringah ketika ia menemukan kulit semangka itu. Begitu lahapnya dia memakan kulit semangka itu. Orang-orang yang lagi tadarusan di dalam masjid heran melihat tingkahnya tentunya.
“Oh, ternyata orang gila tho,” bathin mereka. Wali Paidi dianggap gila oleh mereka.
Kulit semangka belum rampung dikunyah Wali Paidi, namun ia buru-buru pergi meninggalkan masjid. “Mungkin beginilah yang dialami oleh Imam al Ghazali yang pada waktu itu terkenal dengan tirakat doyan memakan kulit semangka yang dicarinya di keranjang-keranjang sampah,” Wali Paidi hanya membatin betapa Imam Ghazali sangat mengenal sirr nya


0 komentar:

Posting Komentar