Selasa, 13 September 2016

Mbah Kholil, Orang Arab, dan Macan Tutul


Alkisah, seseorang berkebangsaan Arab berkunjung
ke Pesantren Kedemangan, Bangkalan, Jawa Timur.
Masyarakat Madura menyebutnya habib. Kala itu,
Syaikhona KH Muhammad Kholil sedang memimpin
jamaah sembahyang maghrib bersama para
santrinya.
Usai menunaikan shalat, Mbah Kholil pun menemui
para tamunya, termasuk orang Arab ini. Dalam
pembicaraan, tamu barunya ini menyampaikan
sebuah teguran, “Tuan, bacaan al-Fatihah Antum
(Anda) kurang fasih.” Rupanya, sebagai orang Arab,
ia merasa berwenang mengoreksi bacaan shalat
Mbah Kholil.
Setelah berbasa-basi sejenak, Mbah Kholil
mempersilakan tamu Arab itu mengambil wudhu
untuk melaksanakan sembahyang maghrib. “Silakan
ambil wudhu di sana,” ucapnya sambil menunjuk
arah tempat wudhu di sebelah masjid.
Baru saja selesai wudhu, si orang Arab tiba-tiba
dikejutkan dengan munculnya seekor macan tutul.
Dengan bahasa Arab yang fasih, ia berteriak dengan
maksud mengusir si macan. Kefasihan bahasa
Arabnya tak memberi pengaruh apa-apa. Binatang
buas itu justru kian mendekat.
Mendengar keributan di area tempat wudhu, Mbah
Kholil datang menghampiri. Mbah Kholil paham,
macan tutul itu lah sumber kegaduhan. Kiai keramat
ini pun melontarkan sepatah dua patah kata kepada
macan. Meski tak sefasih tamu Arabnya, anehnya,
sang macan langsung bergegas pergi.
Orang Arab itu akhirnya mafhum, kiai penghafal al-
Qur’an yang menguasai qiraat sab’ah (tujuh cara
membaca al-Qur’an) ini sedang memberi pelajaran
berharga untuk dirinya. Nilai ungkapan seseorang
bukan terletak sebatas pada kefasihan kata-kata,
melainkan sejauh mana penghayatan atas maknanya.
http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-
id,44193-lang,id-c,hikmah-t,Mbah+Kholil++Orang
+Arab++dan+Macan+Tutul-.phpx

0 komentar:

Posting Komentar