Selasa, 19 April 2016

sawang sinawang

  • Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..
  • Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..
  • Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata ia begitu menikmati badai ujian dlm kehidupannya..
  • Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia “menjadi apa adanya”..
  • Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..
  • Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain..
  • Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku.. Tapi rejekiku tahu dimana diriku..
  • Dari lautan biru, bumi dan gunung, Tuhan telah memerintahkannya menuju kepadaku…
  • Tuhan yang Maha pengasih menjamin rejekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..
  • Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai dari hasil bekerja/berusaha. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rejeki itu urusan-Nya..
  • Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..
  • Manusia membanting tulang, demi angka-angka pendapatan dan simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..
  • Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..
  • Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya..
  • Ikhtiar itu perbuatan..
  • Rejeki itu kejutan..
  • Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak..
  • “Darimana dan digunakan untuk apa” Karena rejeki hanyalah “Hak Pakai”, bukan “Hak Milik”… 

0 komentar:

Posting Komentar